86NEWS.ID – JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta TNI Polri untuk berani menggunakan teknologi dalam menjaga pertahanan negara. Hal tersebut merespons perkembangan perang siber yang terus meningkat.“Pemanfaatan teknologi dalam perang konvensional, perang siber, akan semakin meningkat. TNI, Polri harus berani masuk ke hal-hal yang berakitan dengan teknologi,” kata Jokowi, Rabu (28/2/2024).
Menurut Jokowi alutsista berupa pesawat tempur hingga tank memang diperlukan, namun demikian Jokowi mengingatkan terkait penggunaan drone dalam perang. Ia lantas menyinggung penggunaan drone canggih yang membunuh Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani pada tahun 2020.
“Pesawat tempur perlu? Iya. Tank perlu? Iya. Tapi hati-hati juga dengan drone. Saya ingat di tahun 2020 bulan Januari, ada penggunaan drone yang saya kaget karena begitu sangat presisi dan begitu sangat akurat mengejar siapa yang diinginkan. Saat itu Mayjen Soleimani ini komandan Quds dari pengawal besar revolusi Iran tertembak dari drone yang dipersenjatai,” tuturnya.Menurutnya drone canggih itu bisa akurat dalam mengincar lawannya lantaran diperlengkapi teknogi face recognition.
Lebih jauh, Jokowo juga mengunkap drone itu dikendalikan dari jarak sangat jauh.“Akurat karena memakai face recognition. Akhirnya ketembak. Yang kita kaget itu terjadi di wilayah Irak tapi dronenya konon dikendalikan dari Qatar, markas Amerika Serikat di Qatar,” kata Jokowi.
“Ini hal-hal yang harus kita ikuti, amati, bagaimana perkembangan teknologi itu bisa mengubah dari perang yang konvensional ke perang-perang yang bisa dikendalikan dari jarak jauh,” sambungnya.
TNI-Polri, kata Jokowi, harus menjadi pembelanar aktif dan adaptif. Ia meminta agar TNI Polri mampu melakukan deteksi dini dan mengambil langkah antisipasi dan memperkuat profesionalisme dalam pelayanan terhadap masyarakat“Sinergi TNI dan Polri sangat mutlak diperlukan.
Sinergi horizontal antar kesatuan, sinergi vertikal dari atas sampai bawah, hal yang namanya egosektoral, hilangkan sekat dan pandangan pandangan sempit, semuanya harus untuk bangsa dan negara,” tandasnya. (Djn).