Pengabdi Lingkungan, “Kapten Rhizophora” Personel Korps Polairud Polda Kaltim Masuk Nominasi Penerima Kalpataru

86NEWS.ID – KALTIM – Personel Polri dari Korps Polairud Polda Kalimantan Timur (Kaltim), Bripka Taufik Ismail, menjadi salah satu nominasi penerima penghargaan Kalpataru 2024.

Bripka Taufik Ismail atau yang juga dikenal sebagai “Kapten Rhizophora” masuk dalam kategori Pengabdi Lingkungan, di mana Ia menjadi penggagas dalam upaya penyelamatan fungsi lingkungan hidup dengan cara menjaga, mengawasi, merestorasi, merehabilitasi lahan kritis kawasan pesisir Hutan Mangrove.

Bacaan Lainnya

Kegiatan konservasi yang dilakukan Bripka Taufik Ismail banyak dilaksanakan di daerah aliran sungai dan pesisir pantai meliputi wilayah Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara (Kukar), Penajam Paser Utara (PPU) dan Paser.

Awalnya, Ia membentuk sebuah komunitas kecil di wilayah Balikpapan terdiri dari orang perorangan yang peduli terhadap lingkungan, dengan harapan komunitas ini bisa mengembalikan ekosistem yang rusak bisa terpulihkan kembali.

Kegiatan meliputi pembersihan sampah plastik, pembibitan dan penanaman mangrove di sepanjang lahan kosong.

Kepedulian Bripka Taufik Ismail pun membuahkan hasil, di mana telah terbangun kawasan Mangrove seluas kurang lebih 70 Ha, dengan populasi mencapai 70 Ribu pohon.

Kemudian, ekosistem mangrove pun ikut terjaga dengan hadirnya beragam satwa, seperti kepiting, udang, ikan, burung, bekantan dll.

Di sisi lain, kegiatan yang digeluti Bripka Taufik Ismail juga berimbas terhadap meningkatnya pendapatan nelayan, serta menghasilkan produk olahan dari mangrove, salah satunya bedak mongrove.

Tak hanya itu saja, Bripka Taufik Ismail juga menggagas pengelolaan sampah dan edukasi mengenai penglolaan Mangrove.

Secara keseluruhan, dampak lingkungan dari apa yang telah dilakukan Bripka Taufik Ismail, bersama pihak lainnya, meliputi:

  1. Dengan adanya pelestarian mangrove dapat mencegah abrasi pesisir pantai.
  2. Mencegah intrusi air pantai ke daratan sehingga adanya perbaikan kualitas air sumur masyarakat sekitar pantai.
  3. Mulai pulihnya keanekaragaman hayati dan kembalinya fauna endemik Kalimantan seperti Bekantan (Nasalis larvatus) dan biota laut seperti belangkas (Horseshoe Crab), penyu lekang yang hampir punah (Lepidochelys olivaceae/jenis penyu yang di lindungi), bangau tontong (Leptoptilos javanicus), hiu paus (Rhincodon typus), lutung hitam (Trachypithecus auratus) dan Populasi menjadi lebih terjaga, lestari, sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
  4. Penyimpanan karbon biru dan terbentuknya iklim mikro sehingga meningkatkan kualitas udara.

Ketua Pokja Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kaltim, Tutik Rahayuningsih menjelaskan, apa yang dilakukan Bripka Taufik Ismail dapat menjadi contoh bagi semua pihak.

Ia menilai, di tengah kesibukan sebagai anggota Polri, namun Bripka Taufik Ismail tetap peduli untuk ikut serta melestarikan lingkungan.

“Pak Taufik Ismail ini dapat menjadi contoh yang baik, kepedulian dan kesadaran untuk menjaga lingkungan harus dilakukan oleh semua pihak,” ucap Tutik.

Lanjut Tutik menjelaskan, saat ini pihaknya, DLH Kaltim, bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, didampingi DLH Balikpapan, P3EK (Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan) dan BPSKL Kalimantan (Balai Kehutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Wilayah Kalimantan) telah melakukan verifikasi lapangan terhadap calon penerima penghargaan Kalpataru 2024.

Verfikasi lapangan terhadap aktivitas Bripka Taufik Ismail dilakukan 29-30 April 2024.

“Jadi, tim verifikasi telah melihat langsung kegiatan yang dilakukan Pak Taufik Ismail. Setelah ini tim dari KLHK akan membawa hasil verifikasi ke Jakarta untuk dinilai dan ditelaah lebih lanjut,” jelasnya.

“Setelah ini kita akan tunggu hasilnya, siapa-siapa saja yang berhak menerima penghargaan Kalpataru 2024,” sambungnya.

Sebagaimana diketahui, Kaltim memiliki dua wakil sebagai calon penerima penghargaan Kalpataru 2024, selain Bripka Taufik Ismail, terdapat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang bernama Bekayuh Baumbai Bebudaya asal Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kukar.

Keduanya termasuk dalam 21 nominator se-Indonesia, yang telah disaring dari ratusan calon. (Djn).

Pos terkait