86NEWS.ID – SEMARANG – Dirpolairud Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah Komisaris Besar Polisi Hariadi SH SIK MH, merupakan Perwira Menengah jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1994 Karirnya di Korps Bhayangkara selama ini terbilang bagus terbukti dari beberapa jabatan yang pernah ia emban selama ini.
Pria asal Berastagi Sumatera Utara ini memang berasal dari keluarga Polri, ayahnya seorang Polisi juga. Namun, jangan salah sangka. Ayahandanya bukan seorang Jenderal bukan pula seorang Perwira.
Kala itu ayahnya hanya berpangkat Kopral dengan enam orang anak yang tinggal di asrama Polisi. Tentu Kombes Hariadi harus berjuang sendiri untuk menjadi Polisi tanpa bantuan ataupun koneksi sang Ayah waktu itu.
Kondisi finansial orang tuanya terbilang pas-pasan sehingga membuat Kombes Hariadi kecil hidup dalam kesederhanaan bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari ia membantu Ibunya berjualan es pada masa kecilnya.
“Bapak saya seorang Kopral Polisi, hidup di asrama dengan enam orang anak. Bisa dibayangkan gaji seorang Kopral, setiap pagi sebelum masuk sekolah saya membawa es yang dibuat Ibu dan Kakak-kakak waktu itu untuk dititipkan ke warung-warung. Kemudian barulah sore hari saya kembali ke warung itu untuk mengambil hasil penjualan. Jadi sejak kecil memang sudah terbiasa hidup seadanya,” Ceritanya kepada Wartawan.
Berangkat dari keprihatinan, Kombes Hariadi bertekad memperbaiki nasib. Meskipun bukan berasal dari keluarga berada ia memiliki cita-cita tinggi untuk terus mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Namun, ia sadar orang tuanya tidak mampu membiayai ia kuliah. Akan tetapi ia tidak patah arang, ia termasuk anak yang cerdas.
Dengan bekal kecerdasannya ia mencoba mendaftar ke ITB dan Undip melalui jalur prestasi, saat mendaftar keduanya ia diterima. Pada saat bersamaan ia juga mencoba peruntungan mendaftar di Akpol kalau dulu namanya masih AKABRI dan ternyata nasibnya baik. Ia diterima juga di Akpol.
“Cita-cita saya dulu ingin jadi Insinyur Teknik namun kehendak Tuhan lain, waktu mendaftar di Akpol sebenarnya Bapak saya sempat mengatakan ‘Ndak usah masuk AKABRI, disana itu tempatnya anak-anak Jenderal, Bapakmu hanya seorang Kopral. Cukup kamu masuk Bintara saja, nanti pangkatmu juga lebih tinggi dari Bapak’. Namun saya yakin bahwa saya bisa,” imbuhnya.
Ia lulus pendidikan pada tahun 1994, beberapa teman satu angkatanpun bertugas di Polda Jateng seperti Dirreskrimsus Kombes Pol Johanson Ronald Simamora, Karolog Polda Jateng Kombes Pol Bachtiar Efendi, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar. Ia juga bukan orang baru di Polda Jateng, sempat bertugas di Pekalongan juga.
Setelah sekian lama di Aceh selama 6 tahun ia kembali ke Jawa, sangat disyukuri karena anak-anak dan istrinya sudah lama tinggal di Semarang, serasa pulang kamoung katanya.
Apa yang ia peroleh baik materi maupun jabatan selalu disyukuri dan ia senantiasa merasa cukup dengan apa yang ada. Ayahandanya pun pernah berpesan bahwa menjadi Polisi Itu Banyak Godaannya Jadi Jangan Main-main. Tentunya sedikit kisah Kombes Pol Hariadi ini dapat menjadi inspirasi bagi polisi-polisi lainnya dan juga anak-anak muda yang sedang meniti karir supaya selalu semangat.
Ia lulus pendidikan pada tahun 1994, beberapa teman satu angkatanpun bertugas di Polda Jateng seperti Dirreskrimsus Kombes Pol Johanson Ronald Simamora, Karolog Polda Jateng Kombes Pol Bachtiar Efendi, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar. Ia juga bukan orang baru di Polda Jateng, sempat bertugas di Pekalongan juga.
Setelah sekian lama di Aceh selama 6 tahun ia kembali ke Jawa, sangat disyukuri karena anak-anak dan istrinya sudah lama tinggal di Semarang, serasa pulang kamoung katanya.
Apa yang ia peroleh baik materi maupun jabatan selalu disyukuri dan ia senantiasa merasa cukup dengan apa yang ada. Ayahandanya pun pernah berpesan bahwa menjadi Polisi Itu Banyak Godaannya Jadi Jangan Main-main. Tentunya sedikit kisah Kombes Pol Hariadi ini dapat menjadi inspirasi bagi polisi-polisi lainnya dan juga anak-anak muda yang sedang meniti karir supaya selalu semangat.